Welcome 2022, Welcome Rezeki Berlimpah Penuh Berkah
Tiba-tiba sudah tahun 2022 saja. Eh ya nggak tiba-tiba juga sih. Sebenarnya sama saja hitungan waktunya, hanya saja tahun 2020-2021 itu memang istimewa.
Uistimewwaaaah pokoknya.
Dari awal hingga akhir. Begitu banyak peristiwa yang tidak terduga dan di luar logika. Munculnya covid dan pasukannya telah memporakporandakan semua rencana manusia.
Halah…malah drama.
2020-2021 adalah…
Tahun yang lebih banyak dihabiskan di rumah karena situasi pandemi. Tahun kontemplasi dan berserah, tidak bergantung pada ikhtiar diri sendiri. Tahun survival, sampai tidak sempat memikirkan setting target dan resolusi. Fokus menjaga kewarasan pikiran dan semangat untuk terus melangkah menapaki perubahan situasi.
Sebelum mengawali postingan 2022 ini, tanpa sengaja tadi saya menemukan sebuah kutipan yang menarik. Yang pertama adalah quote dari Syekh Abdul Qadir Al Jailani.
Jangan mencemaskan rezekimu, sesungguhnya rezeki itu mencarimu melebihi pencarianmu terhadapnya. Jika engkau telah mendapatkan rezeki hari ini, tak usahlah engkau risaukan rezekimu esok hari.
Disusul dengan sebuah potongan ayat dari Al Qur’an
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu. (QS Adz Dzariyat : 22)
Tuhan itu kalau ingin memberi limpahan rezeki pada makhluknya, ya tidak perlu alasan yang njlimet. Begitu juga jika Tuhan ingin menahan rezeki untuk makhluknya. Meskipun manusia sedunia protes dan berunjuk rasa padaNYA, ya tetap saja tak sedikitpun mempengaruhi kuasaNYA.
Kalau diingat-ingat, ada banyak cerita lucu di luar nalar tentang terwujudnya keinginan-keinginan saya selama ini.
Misalnya saat saya mendapatkan rezeki hadiah mobil baru dari seorang kakak saya. Terwujudnya dengan diawali oleh peristiwa yang berjudul “Sudah Jatuh, Tertimpa Sepeda Motor”.
Ceritanya, waktu itu hari masih pagi. Seperti biasa saya pergi berbelanja ke pasar. Kebetulan ibu saya minta dibelikan sayur urap-urap / kluban untuk sarapan pagi. Berangkatlah saya dengan mengendarai sepeda motor menuju ke sebuah warung kecil di tepi jalan.
Di depan warung kecil itu biasanya ada becak yang parkir. Tumben sepi. Tak terlihat ada becak di sana. Jalanan terlihat lengang tanpa penghalang. Sepeda motor saya arahkan mendekat ke warung sayur itu. Entah bagaimana awalnya, tahu-tahu saya sudah tergeletak di atas jalan dan tertimpa sepeda motor saya.
Tanpa saya duga, ada sebuah batu tipis yang tergeletak santai leyeh-leyeh di tepi jalan. Terlindaslah batu itu dan membuat sepeda motor saya tergelincir jatuh, termasuk saya. Sakitnya sih masih bisa ditahan, malunya itu naudzubillah. Duh!
Meskipun saya masih bisa meneruskan perjalanan pulang ke rumah, kaki kiri saya yang tertimpa sepeda motor terasa sakit luar biasa. Terima nasib deh selama dua minggu saya tidak bisa beraktifitas secara normal. Jangankan naik sepeda motor, untuk berjalan saja saya meringis kesakitan karena kaki saya bengkak dan perlu dibebat. Kasihan ya...ckckck… Alhamdulillah, innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Ternyata kisah ini ada plot twist nya.
Justru karena peristiwa itu, salah satu saudara saya tanpa dinyana mengirim hadiah berupa sebuah mobil matic baru untuk saya gunakan. Saudara saya itu bukan orang yang kaya raya. Tapi kuasa Tuhan menggerakkannya untuk menjadi perantara sampainya rezeki mobil baru itu untuk saya. Gratis. Tanpa kredit. Tanpa nyicil. Kisah ini menjadi pelengkap isi artikel yang saya tulis sebelumnya, tentang pengalaman belajar setir mobil.
Peristiwa kecelakaan yang sebelumnya saya beri judul “Sudah Jatuh Tertimpa Sepeda Motor”, berganti judul menjadi “Bersakit-sakit Dahulu, Bermobil-mobil Kemudian” hehehe… Blessing in disguise.
Flashback ke masa lalu. Peristiwa seperti ini adalah satu diantara cerita-cerita unik dan lucu tentang terwujudnya keinginan dalam hidup saya ini. Melengkapi kisah-kisah tidak terwujudnya harapan meskipun sudah berlari-lari mengejar rezeki yang justru tak tergapai.
Tidak habis-habis kalau mau diceritakan. Tak bosan-bosan juga untuk disyukuri dan ditertawakan.
Menutup tahun 2021 kemarin. Seorang sahabat yang datang berkunjung dan menginap di rumah saya. Katanya sih ingin merasakan malam tahun baruan di tempat tinggal saya.
Sahabat saya ini sangat suka tanaman. Sama seperti saya. Kami pernah berbincang ingin punya tanaman Monstera Deliciosa yang sempat hits di masa pandemi karena harganya yang mahalnya nggak masuk akal.
Begitu dia sampai di depan rumah saya, taraaaaaa…. ada sebatang tanaman Monstera Deliciosa yang terkapar, dibuang di tepi jalan. Seorang tetangga saya sedang bersih-bersih kebunnya. Katanya tanaman itu sudah terlalu besar dan perlu dipangkas. Yasudah kami ambil saja, ealah malah dibonusi pula dengan dua pot tanaman Monstera Deliciosa yang masih kecil.
Semudah itu jika Tuhan ingin mengabulkan keinginan makhlukNYA.
Malam tahun baru menjelang 2022 kami rayakan dengan penuh sukacita dan rasa syukur atas semua rezeki yang ada.
Nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan, wahai manusia?